MAKALAH TEORI EKONOMI
ANALISIS PENGARUH ELASTISITAS HARGA TERHADAP DEMAND AND SUPPLY PADA PRODUK TERSIER
DISUSUN OLEH :
AMALIA NUR HIDAYAH
ANDA PUTRA
ICHA TIFANY
ISMI ALAWIYAH
PUTRI NADILA HUMAIROH
JURUSAN AKUNTANSI - FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS GUNADARMA
Elastisitas
adalah derajat kepekaan perubahan barang yang diminta atau ditawarkan akibat
perubahan dari harga barang tersebut. Koefisien elastisitas dibagi menjadi
elastisitas harga permintaan, elastisitas harga penawaran, elastisitas silang,
dan elastisitas pendapatan. Elastisitas harga permintaan atau penawaran dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
E
: elastisitas.
ΔQ : selisih
(perbedaan) jumlah barang.
ΔP : selisih
(perbedaan) harga barang.
P
: harga mula-mula.
Q :
jumlah barang mula-mula.
Elastisitas
Harga Permintaan
Elastisitas
harga permintaan (Price elasticity of demand) adalah derajat kepekaan pengaruh
perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta. Dengan kata lain
elastisitas harga permintaan merupakan perbandingan antara persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang.
Salah satu
elastisitas harga yang berpengaruh terhadap Produk Tersier adalah :
Elastis
(E>1) adalah permintaan terhadap jumlah barang sangat peka akibat
adanya perubahan harga, artinya dengan sedikit perubahan harga bisa membuat
perubahan jumlah permintaan yang besar.
Grafik di atas
menggambarkan ΔQ > ΔP, hal ini umumnya terjadi pada barang mewah atau barang
tersier.
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan
elastis bila perubahan harga suatu barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang
besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%.
Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti mobil umumnya
permintaannya elastis.
Faktor – faktor
yang mempengaruhi elastisitas harga
Berikut beberapa
faktor yang dapat menyebabkan elastisitas suatu harga terhadap jumlah
permintaan :
- Tingkat substitusi.
Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu permintaannya inelastis sempuma. Walaupun harganya naik banyak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.
- Jumlah pemakai.
Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang makin inelastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras di Indonesia, inelastis. Penjelasan ini sebenamya menunjukkan bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya. Namun, pokok tidaknya suatu barang adalah relatif. Pesawat televisi, misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin sekali termasuk barang kebutuhan pokok (selain sebagai media hiburan juga sebagai media informasi yang sangat penting), tetapi bagi masyarakat desa merupakan barang mewah, sehingga pembeliannya dapat ditunda bila harganya naik.
- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam dan TV. Meskipun harga garam naik 50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp1.000,00, yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya, kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang bisa Rp125.000,00 dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.
- Jangka waktu.
Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durable atau nondurabel. Selanjutnya mengenai pengaruh jangka waktu terhadap elastisitas akan diuraikan dalam butir 3 di belakang, yaitu mengenai Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar