Senin, 17 September 2012

KISAH HIDUP : SAVE GIRLS AS THE GIRL :)

Save Girls As The Girl :)



Temen-temen, pernah enggak kalian merasa sedih, sakit hati, marah, atau kecewa karena seseorang. Boleh jadi disebabkan  sahabat dekat, teman, keluarga, kerabat, atau sekedar kenalan kita. Dan, apakah yang menjadi subjek pembuat beragam rasa tadi adalah perempuan? Atau paling tidak secara tidak langsung dilakukan oleh kaum hawa seperti kita sendiri? Lantas kita berkata, “Kok dia jahat banget sih padahal dia juga perempuan?” atau “Mereka enggak punya perasaan banget sih nyakitin sesama cewe?” mungkin juga begini “Temen macem apa sih dia? Perempuan kok temen makan temen?” Bahkan sadar atau enggak, kita mungkin mengucap hal yang sebenarnya sama menyakitkannya dengan perbuatan mereka seperti “Dasar perempuan gatel! Ga laku ya sampe harus banget nyolong pacar orang? Katanya temen, dasar munafik.” Begitulah, dan sebagainya.

Nah, temen-temen kalo sudah teringat perasaan itu, jangan dulu tersulut emosi kenangan kalian, ya. Karena tujuannya bukan itu, tapi kita telusuri kenapa sih jadi begini. Nah, bagi temen-temen yang merasa dilukai, temen-temen sebaiknya bersyukur. Lho kok sakit malah sukur? Nah, jangan salah temen-temen, justru rasa dan pengalaman itulah yang harus kita syukuri. Kenapa? Karena pengalaman ini yang membuat temen-temen ngerti gimana sih rasanya dikecewain dan Tuhan sedang nunjukin ke kita kalau kita tidak boleh sampe begitu kelak apapun keadannya karena kita tau rasa sakitnya.

Nah, satu lagi, ini juga bisa jadi bahan introspeksi diri kita. Mungkin saja, mungkin lho, kita dulu tanpa sadar pernah berada di posisi wanita yang sedang menjahati kita saat ini. Jadi, ga ada salahnya kita menilik diri kita dulu sebelum kita melanjutkan rasa kesal kita pada perempuan itu.

JANGAN KETERUSAN

Sebenarnya, apa sih yang membuat hal seperti itu bisa terjadi. Well, salah satunya bisa faktor kaum kita juga lho, atau dengan kata lain, sebenarnya kita tanpa sadar bisa saling menyakiti, langsung atau tidak. Sebagai contoh, kita tahu sahabat kita pacaran dengan cowok temen sekelas kita, tapi karena kita merasa nyaman sama cowok itu, kita jadi menuntut untuk mengerjakan berbagai aktivitas bersama yang bisa menyita waktunya sendiri dan bersama sang pacar, sesekali sih boleh, tapi kalo keterusan bukan tak mungkin kita menyulut api di antara mereka.


TAMPILAH DENGAN MEMPESONA DAN MENJAGA PERASAAN

Contoh lain bisa dilihat dari sikap kita yang tidak langsung seperti dalam bercakap dan berpakaian. Yang namanya laki-laki, meskipun beriman, tidak menutupi kalau mereka bisa bermain mata. Dengan berpakaian over sexy atau sengaja sensual untuk menarik perhatian orang-orang terutama cowok justru bisa menimbulkan hal yang kurang baik, bisa jadi teman kita malah risih atau merasa tersaingi. Tersaingi gimana? Nah, begini, sebenernya ada sebuah etika yang enggak tersurat untuk dipelajari, ketika kita akan menghadiri suatu acara/ kegiatan, kita sebaiknya tampil menarik tapi berkharisma, di situlah orang justru menilai kita lebih dan mereka otomatis lebih menghargai kita. Berbeda ketika kita bergaya seglamour-glamournya bahkan menandingi pemilik acara, mungkin kita tampak stunning, tapi orang lain merasa kita menyaingi dan mengalahkan mereka di situ, meski tak terucap mereka bisa kecewa atau ingin balas melebihi kita lagi nanti, salah satunya bagi mereka-mereka perempuan berpacar yang berusaha menjadi terbaik di depan pacarnya, mereka akan terusik karena dandanan heboh kita mungkin membuat rencana mereka become the only girl her boyfriend looks in party jadi gagal.

Jangan pikir ini bukan urusan kita, karena itu salah si cowok. Tapi mari sama-sama kita lebih bijak dalam mencari sudut pandang, baik menurut kita belum tentu baik untuk orang lain. Jika kita tampil mempesona, tapi tidak berusaha menyaingi mereka-mereka, bukankah cowok-cowok tersebut akan lebih enjoy melihat dan berinteraksi dengan kita dan cewek-cewek mereka pun akan lebih leuasa dan mempercayai kita dalam bersosialisai. What a double benefit, right?

MENJAGA KEPERCAYAAN

Kemudian, ketika sudah dipercaya jangan sampai kita mengkhianati. Sebuah kepercayaan itu mahal. Percaya deh,waktu kalian mencari teman saat pertama kenal itu gampang, tapi ketika kita udah salah, bohong, apalagi mengkhianati satu saja teman kita, kita akan kesulitan dalam memperbaikinya. Jadi, ketika kita dipercaya sahabat tentang cowoknya, jagalah kepercayaan itu.  Misal, ketika temen kita minta diwakilkan dalam suatu keperluan untuk mendampingi pacarnya, maka laksanakan itu sebagaimana mestinya. Temanilah sewajarnya, dan jadikan cowok itu santai dan fun bahkan menganggap kita seperti temen-temen nongkrongnya. Jangan jadikan itu kesempatan dalam kesempitan karena itu justru menyulitkan kita sendiri nantinya. Kalo kita berhasil menjaga kepercayaan seperti tadi, kita bisa mendapat kepercayaan lebih dari sahabat dan temen baru (si cowoknya sahabat kita tadi), lagi-lagi keuntungan kan?

SETIA

Setia? Ya, bukan perempuan bila tak bisa setia. Makanya bagi kita yang sudah punya pasangan, setialah. Karena dengan setia sedikit banyak akan mempengaruhi lingkungan sekitar kita. Pacar kita bisa belajar kesetiaan dari kita. Begitu pula temen kita, ketika kita setia dengan tulus kepada pacar kita, temen kita bisa belajar itu. Mungkin juga jika ada orang ketiga yang akan masuk dalam hidup kita mereka akan sulit karena adaya kesetiaan. Bisa jadi rasa segan, mencegah orang ketiga tadi karena sikap kita yang setia membuat orang yang ingin merebut pacar kita berpikir ulang tentang kepantasan dia merebut pacar dari seorang perempuan yang setia. Begitu pula dengan pacar kita yang akan berpikir ulang untuk mendua karena kesetiaan ketika, berpikir apakah orang ketiga itu bisa sesetia kita dalam mencintainya. Maka dari itu, modal ini salah satu yang menjaga kita dalam saling menyakiti sesama perempuan.

JANGAN MAU MENJADI SELINGKUHAN

Kalian mungkin berpikir, iyuh banget selingkuhan. Heits, tapi selingkuhan itu macam-macam lho jenisnya. Ada yang langsung dan tidak, ada yang tipe ekstrem, ada juga yang pelan-pelan menghanyutkan sekaligus mematikan. Makanya, dari aktivitas selingkuh yang kecil-kecil sebaiknya kita hindari deh, karena biar sedikit lama-lama menjadi bukit juga kan? Bisa saja tanpa sadar kita melakukan aktivitas minor perselingkuhan yang bisa menyakiti orang lain, tepatnya perempuan lain. Dan, biasanya yang kecil-kecil ini justru yang paling digandrungi, karena menyenangkan dan maya atau tahu sama tahu sesame pelaku saja. Misalnya saja, lirik-lirikan sama pacar temen, sms-an sama pacar orang padahal udah tau dia masih pacaran, sengaja nyelip di saat temn lagi break, dan yang terparah adalah nyuri perhatian cowonya temen kita dengan membeberkan keburukan tmen kita ini. Nah, lho, sampai sini apa kita masih tega bicara, “Gue sih cewe yang ga bakal nyakitin perempuan yah Karena gue juga perempuan.” Dan jangan salahkan orang jika suatu saat bumi terbalik dan kita lah yang tersakiti. Biasanya perbuatan yang kita tanam, kitalah juga yang pada akhirnya merasakan akibatnya. Bila tidak saat itu juga, kelak pada waktu yang tepat, karena seperti kata Andrea Hirata, “Tuhan tahu, tapi menunggu.” Dan bila saat itu tiba, jangan sampai kita mengatakan, “Dasar perempuan gatal mengambil pacar orang… bla…bla…bla…” Karena kita mengatakan itu kepada kita sendiri yang dulu bertindak begitu. So, don’t ever try it at home or everywhere! Hehe.

Nah, begitulah temen-temen, sekiranya saya sebenernya ingin mengajak temen-temen semua sebagai sesama perempuan untuk saling menjaga. Di sini, saya berharap banget temen-temen sekalian berkenan membuka pandangan kalau rasa sakit kita sebagai perempuan, bukan tidak mungkin karena perempuan juga. Sederhananya, ambilah contoh, perselingkuhan, laki-laki tidak mungkin berselingkuh bila tidak ada perempuan lain yang menyusup di antara kita, masa iya, kalaupun ada cuma sedikit banget, ada cowo selingkuh sama banci atau sesamanya. Nah disitulah peran kita sebagai perempuan sangat berarti, anggaplah mereka itu diri kita, apa kita sudah serela itu untuk disakiti? Meski sedikit, pasti ada rasa tidak rela, makanya, kita harus pandai-pandai menjaga diri dan sikap. Jangan sampai menyakiti orang lain, apalagi yang juga perempuan, makhluk berperasaan lembut seperti kita ini, demi alasan kebahagiaan fana. Kebahagiaan yang dilakukan dengan cara yang buruk pada akhirnya pasti menyisakan keburukan, seperti boomerang, dia akan kembali ke pemiliknya. Bila kita menginginkan kebahagiaan yang sesungguhnya dan cepat, saya kutip apa yang pernah dikatakan Mario Teguh, “Jika ingin cepat bahagia, izinkanlah kita membuat orang lain lebih dulu bahagia, maka kebahagiaan kita akan segera datang.”

Semoga bacaan ini bermanfaat, bila ada kesalahan kata, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Niat saya menulis ini hanya untuk membuat kita semakin membuka lebar tentang masalah-masalah perempuan di antara kita sehingga kita bisa saling menjaga dan menyayangi. Karena kita perempuan, kita lebih tahu rasanya sebagai perempuan, bukan dia, bukan mereka, tapi kita. So, let’s save girls as the girl! J
SEMOGA KITA SEMUA BISA JADI SAHABAT YANG SALING MENJAGA SELAMANYA. AMIN.
 
Tulisan ini adalah karya dari Ismi Alawiyah yang juga dimuat dalam blog saya yang lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar